Curug Sirawe Pesona Keindahan Alam Batang
Wisata Batang Curug Sirawe yang berlokasi di Dukuh SigempLong, Desa Pranten Kecamatan Bawang Kabupaten Batang Jawa Tengah, Jalur Akses Memutar lewat Banjarnegara Masuk Ke Kawasan Wisata Kawah Sileri untuk Parkir Kendaraan di Bitingan. Kemudian Jalan Kaki sebentar tidak sampai setengah jam. Dalam Perjalanan, dari atas Kita dapat melihat Curug dengan Air yang Hangat.
Curug Sirawe berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan dekat dengan objek wisata dataran tinggi Dieng. Destinasi tersebut merupakan salah satu curug yang masih asli kondisinya. Meski berjalan kaki, pengunjung seakan tidak merasa lelah setelah sampai karena sepanjang jalan yang dilalui akan disuguhi dengan pemandangan hutan lindung dan hamparan kebun sayur di lereng bukit.
Sejarah Curug Sirawe
Penamaan Curug Sirawe diambil dari asal kata rawe, yang artinya banyak suwiran atau seperti kain yang terdapat roncenya. Hal itulah mengapa objek wisata ini terbagi menjadi tiga curug yang lokasinya saling berdekatan. Dua curug berukuran lebih kecil berada di atas dan satu lainnya berukuran lebih besar berada di dasar lembah.
Berdasarkan wilayah curug sirawe masuk dusun Sigemplong, desa Pranten, kecamatan Bawang, kabupaten Batang. Karena sejarah, orang lebih banyak mengetahui curug ini masuk wilayah Banjarnegara, tepatnya desa Bitingan. Dahulu curug ini sempat menjadi rebutan dua kabupaten, Banjarnegara dan Batang. Pihak Kabupaten Banjarnegara mengklaim curug sirawe sebagai asetnya karena memang sumber mata air curug (di desa Bitingan) masuk wilayah Banjarnegara.
Pihak Kabupaten Batang tidak begitu saja mengakui klaim tersebut, karena memang curugnya sudah masuk wilayah Batang. Pihak Kabupaten Batang berdalih, kalau memang curug tersebut menjadi milik Banjarnegara, pihak Banjarnegara tidak diperkenankan mengalirkan aliran sumber mata air dari desa Bitingan tersebut ke wilayah Batang oleh pihak Batang.
Keunikan Curug Sirawe
Curug Sirawe gabungan dari air panas dan air dingin serta 2 air terjun yang berjejer. Air panas berasal dari proses geothermal di pegunungan Dieng, dan air dingin dari sungai biasa. Yang saya lihat, disekitar curug masih terjaga hutan heterogen khas dengan pohon pohon besarnya.
Uniknya lagi, dua curug yang berada di atas merupakan curug air panas yang bersuhu lumayan tinggi dan satu curug mempunyai suhu air sangat dingin. Curug Sirawe berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan air laut.
Akses Jalan Menuju Curug Sirawe
Berbicara akses ke curug Sirawe, ada 2 jalur yang bisa dilewati. Pertama jalur Pawuhan (Geodipa) – Siglagah – Sigemplong. Dari Pawuhan dihadapkan jalanan aspal dan cor beton yang mengelupas. Sesampai Sigemplong kendaraan berhenti disini, dilanjut dengan jalan kaki ke atas desa, ke lereng gunung Sipandu. Kemudian menyusuri jalan setapak alternatif penghubung desa Sigemplong dan desa Bitingan. Jalur ini sulit dan jauh. Akan lebih sulit dan berbahaya di musim hujan.
Jalur kedua bisa lewat Kepakisan – Kawah Sileri - Bitingan. Jalur ini lebih dekat dari jalur Sigemplong. Jalanan aspal mengelupas tetap bisa dijumpai dari pertigaan kawah Sileri sampai desa Bitingan. Sampai desa Bitingan semua kendaraan berhenti, menuju curug dilanjut dengan jalan kaki.
Kedua jalur tersebut sama sulitnya ketika memasuki turunan curug Sirawe, terlebih jika musim hujan.
Hanya saja, sebagian besar para pengunjung Curug Sirawe lebih memilih melalui jalan Kabupaten Banjarnegara karena dinilai lebih efektif dan mudah dijangkau. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang yang memiliki Curug Sirawe berusaha mengambil alih agar pengunjung bisa melalui Desa Pranten, Kecamatan Bawang.
Keseriusan Pemkab Batang untuk mengelola Curug Sirawe diwujudkan dengan memperbaiki sarana infrastruktur mulai dari Kecamatan Bawang hingga objek wisata itu. Pemkab Batang sudah merencanakan membangun masjid berukuran besar dan megah di sekitar Curug Sirawe.
Bupati Batang, Wihaji, mengatakan Pemkab akan membuat detail engineering design pembangunan infrastruktur, termasuk sarana pendukungnya. Detail engineering design akan dibuat 2018 dan pada 2019 akan dimulai pelaksanaan pembangunannya.
Tempat Wisata Batang
Wihaji serius menggarap Kecamatan Bawang sebagai salah satu daerah sentral kunjungan wisata di Batang. Kecamatan Bawang memiliki enam titik wisata berupa lima curug dan satu wisata pemandian air hangat yang semuanya belum digarap maksimal. Di Kecamatan Bawang banyak objek yang patut dipromosikan, seperti Curug Pancawati di Desa Jambangan, Curug Siwungkal di Desa Purbo, Curug Agung di Desa Pasusukan, Curug Mulyosari di Desa Kebaturan, Curug Semawur di Desa Kalirejo, dan Curug Sipitung di Desa Jambangan.
Bupati Wihaji mengatakan setelah jalur Bawang–Pranten selesai maka nantinya jarak tempuh yang selama ini memerlukan waktu dua jam, dapat ditempuh 15 menit. “Kami berjanji membuat akses infrastruktur dari Desa Pranten ke Dukuh Sigemplong yang pada 2019 akan selesai digarap,” katanya.
Pemkab sudah menjanjikan untuk menghidupkan potensi wisata di Kecamatan Bawang. Pemkab akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dan tidak menutup kemungkinan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Bentuk kerja sama dengan perusahaan melalui program corporate sosial responbilty untuk membantu pengembangan wisata curug itu.
Bentuk kerja sama dengan Kabupaten Banjarnegera dan Wonosobo dengan membuat satu paket tujuan wisata. Wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Dieng dapat diajak ke sejumlah objek wisata di Kecamatan Bawang.
Pengembangan sejumlah objek wisata di Kecamatan Bawang sekaligus untuk memberdayakan masyarakat. Bupati Wihaji mengingatkan para warga atau kelompok sadar wisata jangan terburu-buru untuk mengutamakan bagaimana cara mendapatkan untung dari mengelola objek wisata.
“Hal yang penting, warga jangan berpikir dulu mendapatkan untung melainkan bagaimana objek wisata itu dapat lebih banyak dikunjungi wisatawan. Otomatis bila banyak pengunjung maka rezeki juga mudah diperoleh,” katanya.
Foto Curug Sirawe Pranten Bawang Batang
Di Curug Sirawe pengunjung bisa menikmati wisata alam berupa hutan lindung dan hamparan kebun sayur di areal lereng perbukitan. Untuk sampai di Curug, pengunjung harus berjalan kaki di jalan setapak sepanjang sekitar satu kilometer dari permukiman warga. Sebagian jalan setapak itu berlapis bebatuan yang licin. setelah jalur Bawang-Pranten selesai jarak tempuh dua jam bisa dipercepat menjadi 15 menit saja.